fanfiction | SOMEWHERE ONLY WE KNOW (2 of 2-end)

Part 1

SOMEWHERE ONLY WE KNOW (2 of 2-end)

siwon lapar

shin yeong cute

***

 

Aneh. Semua terasa aneh. Semua hal yang menumpuk di pikiran mereka seperti lenyap. Dulu, Siwon maupun Hyoseul ingin sekali berbicara tentang banyak hal jika mereka memiliki waktu untuk berdua. Tapi sekarang, mereka hanya diam. Tanpa harus ada banyak kata yang terucap, mereka sudah saling mengerti isi hati masing-masing. Siwon mendesah pelan merasakan hatinya yang begitu lega bisa kembali bersama dengan Hyoseul. Siwon tidak perlu lagi berpura-pura tak peduli ataupun menyangkal perasaan cintanya seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya. Sementara Hyoseul, gadis itu tampak dengan tenangnya bersandar di pundak kiri Siwon seraya menggenggam bunga Lily yang Siwon bawakan untuknya. Sedangkan jemari tangan kanannya saling bertautan dengan jemari Siwon. Tampak pria itu tak mau melepaskan genggamannya dari Hyoseul. Keduanya duduk bersama di atas batang pohon yang tumbang itu seraya menikmati indahnya lembayung senja. Matahari kian lama kian mendekati horizon di Barat sana, tapi Siwon tidak ingin hari berlalu begitu saja.

“Hyoseul-ah…” panggil Siwon pelan kepada gadis yang kini tengah bersandar di pundaknya itu.
“Hmm..?” gumam Hyoseul pelan.
“Apa kau mau berjalan-jalan sebentar?” tanya Siwon seraya menoleh ke arah Hyoseul. Gadis itu menatap Siwon sejenak sebelum akhirnya mengiyakan ajakan pria itu.
“Ne…” jawabnya singkat.

 

***

 

Siwon dan Hyoseul berjalan bergandengan tangan menelusuri jalan setapak di pinggir tebing itu sambil menikmati pemandangan indah di sekitarnya. Keduanya masih diam dan tak ada yang bicara. Sepertinya mereka memang benar-benar ingin meresapi kebersamaan itu berdua. Kebersamaan yang sangat jarang mereka dapatkan.

“Tadi aku meneleponmu, tapi ponselmu tidak aktif. Apa kau menerima SMS-ku?” suara Hyoseul memecah keheningan di antara mereka berdua. Gadis itu menanyakan perihal SMS-nya yang tidak dibalas oleh Siwon.
“Eoh? Ne, aku menerima SMS-mu.” jawab Siwon.
“Saat itu aku sedang rapat bersama para member dan staff. Tiba-tiba saja ada sebuah SMS masuk dari seseorang bernama Commander Shin.” imbuh Siwon.
“Memangnya siapa kau? Jenderal bintang lima?” kata Siwon lagi sedikit menyinggung nama kontak yang digunakannya untuk menyimpan nomor Hyoseul. Gadis itu segera memukul pelan lengan kiri Siwon.
“Aw!!” pekik pria itu sedikit mendramatisir -seolah Hyoseul memukulnya dengan sangat keras.
“Aku tidak pernah memintamu untuk menyimpan nomorku dengan nama ‘Commander Shin’. Lebih baik kau ganti saja!” kata Hyoseul dengan wajah cemberut. Pipi gadis itu menggembung dengan sangat lucu. Siwon hanya bisa tersenyum melihat wajah Hyoseul yang tiba-tiba saja berubah seperti anak berusia 14 tahun. Pria itu sadar sifat manja kekasihnya sedang keluar. Hyoseul jadi terlihat sangat berbeda dengan kesehariannya sebagai seorang leader yang bisa dibilang cukup militan terhadap member MY Inc lainnya. Bahkan Leeteuk pernah bertanya kepadanya, “Shin Hyoseul itu versi perempuan dari Heechul. Kenapa kau malah jatuh cinta padanya?”

Tapi itulah hebatnya Siwon, pria itu bisa melihat sisi lain dari Shin Hyoseul yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Bahkan Siwon mengetahui seperti apa sifat asli Hyoseul yang sesungguhnya. Dibalik ketegaran yang selama ini selalu ditunjukkannya di depan orang banyak, ternyata Hyoseul adalah pribadi yang sangat rapuh dan mudah terluka. Hyoseul selalu menyimpan perasaan dukanya untuk dirinya sendiri. Hanya kepada Siwon saja Hyoseul mau membuka diri dan mencurahkan segala apa yang tengah dirasakannya. Namun sayang, Siwon tak bisa selalu ada di sisi Hyoseul saat gadis itu membutuhkannya. Mengingat itu semua membuat Siwon merasa sesak. Ia menyesal telah membiarkan Hyoseul menanggung duka yang menyelimutinya sendirian.
‘Choi Siwon, laki-laki macam apa kau?!’ lagi-lagi Siwon memaki dirinya sendiri dalam hati.

“Kau kenapa?” tanya Hyoseul ketika melihat Siwon terdiam. Mendengar pertanyaan Hyoseul, Siwon melemparkan senyum ke arah gadis itu.
“Ah, ani… Aku hanya terlalu menikmati suasana di sini.” jawabnya. Siwon lalu melepaskan genggamannya dari tangan Hyoseul lalu berjalan menuju ke pembatas yang berada di pinggir tebing.
“Kau tahu, Hyoseul-ah? Ada satu hal yang sangat aku sukai saat berada di tempat ini.” kata Siwon sesampainya di dekat pembatas.
“Hal apa?” tanya Hyoseul mengikuti langkah Siwon yang kini berdiri tepat di dekat pembatas.
“Aku bisa melakukan ini…” jawab Siwon yang kemudian mendekatkan kedua telapak tangannya yang membentuk oval ke mulutnya sendiri. Hyoseul tidak tahu persis apa yang akan dilakukan oleh kekasihnya itu hingga kemudian Siwon berteriak ke arah laut dengan suara yang begitu keras dan sangat lantang.

“SHIN HYOSEUL AKU MENCINTAIMUUUU………!!!!!!! SAMPAI MATI AKU AKAN TETAP MENCINTAIMUUUUUUU……………!!!!!!!!!” teriak Siwon dengan lepasnya.
“Kau gila?! Bagaimana kalau ada orang yang mendengarnya?” tegur Hyoseul yang tak menyangka kalau Siwon akan melakukan itu. Siwon hanya tertawa kecil ketika melihat wajah Hyoseul yang tampak khawatir ketika ia meneriakan isi hatinya tadi.
“Siapa yang akan mendengarnya? Wartawan? Stalker? Tuan Hong? Tidak ada.” kata Siwon kemudian.
“Tidak akan ada yang mendengarmu. Itulah mengapa aku senang melakukan hal itu di sini. Mungkin hanya Tuhan saja yang bisa mendengarnya.” kata Siwon lagi seraya tersenyum kepada Hyoseul. Gadis itu hanya mengangkat bahu. Sepertinya ia tidak yakin tempat itu benar-benar aman.

“Aku sengaja mengajakmu bertemu di sini karena ini adalah tempat yang paling aman di muka Bumi. Jika kau tidak percaya, coba saja kau berteriak sesukamu. Tidak akan ada orang yang mendengarmu.” Siwon mencoba meyakinkan Hyoseul. Gadis itu masih terlihat ragu. Siwon menganggukkan kepalanya dengan tegas kepada Hyoseul.
“Perasaanmu akan jauh lebih lega dari sebelumnya.” kata Siwon lagi. Entah itu hanya alasan Siwon saja atau memang benar, pada kenyataannya Hyoseul juga ingin melakukan hal yang sama. Ia ingin meneriakkan nama Siwon dan mengatakan kepada seluruh dunia kalau ia mencintainya. Mungkin itu bisa mengurangi sedikit dari beban yang ia rasakan selama ini.

“CHOI SIWON AKU MENCINTAIMUUU…….!!!!!!! SAMPAI MATI AKU AKAN TETAP MENCINTAIMUUUUUU……………!!!!!!!!!!!” teriak Hyoseul dengan sekuat tenaga. Benar apa kata Siwon, hatinya terasa jauh lebih lega dan lebih tenang dari sebelumnya. Gadis itu tersenyum puas. Ia tampak bahagia. Hyoseul merasa beruntung bisa mencintai dan dicintai oleh seorang Choi Siwon -pria yang bisa dengan mudahnya membantu ia melepaskan segala beban dan rasa duka yang begitu membelenggu di hatinya.
“Rasanya cukup menyenangkan.” ucap Hyoseul. Melihat senyum di wajah gadis itu membuat Siwon mampu menepis sedikit rasa bersalahnya selama ini.

“Aku telah meneriakkan namamu sebanyak ribuan kali di tempat ini. Aku selalu berharap agar kau bisa mendengarkanku meneriakkan namamu. Dan hari ini, keinginanku itu terkabul. Aku rasa ini adalah hadiah ulang tahun yang terindah bagiku.” ujar Siwon seraya melemparkan pandangannya ke arah laut yang tenang.
“Dan sekarang, aku sangat ingin meneriakkan namamu di atas panggung dan mengatakan di hadapan mereka semua bahwa aku mencintaimu. Aku ingin memaksa mereka untuk menerima itu.” kata Siwon tanpa menoleh sedikitpun. Ia dengan tegasnya menatap tajam ke arah laut seolah ingin menantang dunia. Hyoseul memeluk lengan kiri Siwon dan mengusapnya perlahan.
“Kau tidak perlu memaksa dunia untuk menerimaku. Karena bisa mencintai dan dicintai olehmu saja sudah cukup bagiku.” ucapan Hyoseul seperti menyadarkan Siwon dari ambisinya. Ia menoleh ke arah gadis yang kini sedang tersenyum manis kepadanya itu.
“Kau setuju denganku, kan?” tanya Hyoseul.

Siwon tak berucap. Ia berdiri menghadap Hyoseul dan menyentuh rambut gadis itu dengan lembut. Entah apa yang telah membuat lidah Siwon menjadi kelu ketika menatap mata bulat yang berwarna kecokelatan itu. Terkadang cinta memang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Bahkan seorang Choi Siwon pun merasa kesulitan saat ingin mengatakan sesuatu yang menurutnya jauh lebih sulit dari sekedar mengatakan “aku mencintaimu”. Hyoseul memang bukan gadis yang sempurna di mata banyak orang, tapi Siwon mencari gadis yang ia cintai. Tak peduli seperti apa orang menilainya, bagi pria itu Hyoseul sudah lebih dari sempurna.
“Hyoseul-ah, apakah kau mau menungguku?” tanya Siwon menyudahi keheningan di antara mereka.
“Hmm? Maksudmu?” Hyoseul mengerutkan dahinya -tak mengerti dengan omongan Siwon.
“Maksudku~” belum sempat Siwon bicara, ponsel Hyoseul tiba-tiba saja bergetar. Gadis itu segera mengecek ponsel miliknya, ternyata…

“Ada SMS dari Hyori. Ia menanyakan keberadaanku. Sepertinya Young Ra Eonni sedang mencariku. Mungkin juga sedang marah-marah.” ujar Hyoseul sesaat setelah mengecek ponselnya.
“Sepertinya aku tidak bisa lagi berlama-lama di tempat ini, Oppa. Aku harus pulang ke dorm. Kalau tidak, Young Ra Eonni akan curiga.” ujarnya lagi. Tampak ada sedikit rasa kecewa terpancar dari wajah Siwon. Pria itu masih belum mau mengakhiri kebersamaannya dengan Hyoseul. Ia jadi menyesali keterlambatannya yang telah membuat gadis itu menunggu lama. Jika saja ia bisa datang tepat waktu, mungkin saja Hyoseul tidak harus terlamat pulang ke dorm seperti sekarang.
“Aku harus pergi.” Hyoseul seperti ingin menegaskan perintah tak langsung dari Young Ra kepada Siwon. Pria itu tersenyum simpul.

“Aku mengerti.” ujar Siwon seraya mengusap kepala Hyoseul dan membelai rambut gadis itu dengan lembut.
“Tapi, sebelum kau pergi aku ingin memberikanmu sesuatu.” kata Siwon yang kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya. Itu adalah sebuah kalung dengan sebuah cincin menggantung di tengahnya.
“Saat hari ulang tahunmu Minggu yang lalu, aku tak sempat memberikan hadiah apapun untukmu. Aku harap kau mau menerimanya.” kata Siwon seraya memakaikan kalung itu di leher Hyoseul. Gadis itu tampak memperhatikan cincin yang menggantung di kalung itu. Ia mengerutkan dahinya ketika melihat ada nama Siwon terukir di bagian dalam dari cincin itu.

“Ada namamu di sini.” gumam Hyoseul yang masih memperhatikan cincin itu.
“Ne. Dan namamu ada padaku.” ujar Siwon yang kemudian menunjukkan kalung yang dipakai olehnya -yang tersembunyi di balik kemeja. Itu adalah kalung yang sama seperti dengan yang dipakai oleh Hyoseul. Begitu pula dengan cincinnya. Hanya saja, di bagian dalam cincin milik Siwon terukir nama Hyoseul.
“Jika cincin ini didekatkan, maka mereka akan saling tarik-menarik dan menempel seperti ini.” kata Siwon lagi seraya mendekatkan cincin yang ada pada kalung miliknya dengan cincin yang ada pada kalung milik Hyoseul. Dan benar, kedua cincin itu saling menempel. Hyoseul seperti tak percaya dibuatnya.

“Kenapa kau memberikan ini padaku?” tanya Hyoseul yang masih tak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh Siwon. Pria itu terdiam sejenak. Ia hanya memberikan senyuman tulusnya kepada Hyoseul. Gadis itu menatap Siwon -menunggu pria itu menjawab pertanyaannya.
“Apakah kau ingat saat di Sukira kau pernah mengatakan kalau kau ingin sekali tinggal di sebuah rumah kecil dengan pekarangan yang luas bersama suami dan anak-anakmu kelak?” tanya Siwon. Gadis itu menjawab pertanyaan Siwon dengan sebuah anggukan kecil. Siwon kembali tersenyum.
“Aku harap ini cukup untukmu.” ujarnya lagi.

Gadis itu mengerutkan dahinya -tak mengerti.
“Maksudmu?” Hyoseul kembali meminta penjelasan. Siwon meraih kedua belah tangan Hyoseul lalu menggenggamnya erat. Pria itu menarik napas perlahan.
“Hyoseul-ah..” panggil Siwon pelan sesaat setelah menghela napasnya.
“Ne?” ucap Hyoseul yang masih menunggu penjelasan dari Siwon. Ia tampak sabar -dan sedikit penasaran.
“Semua ini untukmu. Mansion, taman, hutan, semuanya…” ujar Siwon.
“Kau adalah alasanku membeli semua ini. Aku ingin melihatmu mengajarkan anak-anak kita berkebun suatu hari nanti.” ujarnya lagi. Jantung Hyoseul seketika berdegup dengan kencang saat mendengar kata ‘kita’ di antara kalimat yang baru saja diucapakan oleh Siwon. Gadis itu terdiam, ia hanya menatap wajah kekasihnya dengan hati berdebar-debar.
“Dan cincin itu… Aku harap kau mau menyimpannya hingga hari itu tiba. Hari dimana aku akan menyematkannya di jari manismu, hari dimana aku akan menikahimu. Kita sudah bertahan hingga sejauh ini. Aku sendiri sudah sangat lelah, Hyoseul-ah. Aku ingin menyudahi semua ini dan memulai hidup yang baru bersamamu. Aku tidak ingin membuatmu menungguku lebih lama lagi. Tapi hari ini aku mohon, aku harap kau sudi untuk menungguku sekali lagi hingga hari itu tiba. Kau mau melakukan itu untukku kan?”

Hyoseul terpaku. Gadis itu ingin meyakinkan dirinya kalau ia tidak sedang bermimpi. Siwon baru saja mengajaknya bertunangan, bahkan pria itu dengan sangat jelas berkata ingin menikah dengannya. Kini, giliran Siwon yang menunggu jawaban dari Hyoseul. Mata gadis itu berkaca-kaca, ia ingin berucap tapi Hyoseul seperti sudah kehilangan kata-kata untuk mengungkap apa yang sedang dirasakannya kepada Siwon. Bahagia. Ya, Hyoseul merasa sangat bahagia.
“Bagaimana?” tanya Siwon lagi. Pria itu melihat ada air yang menetes di pipi kekasihnya. Tetesan air mata yang kemudian membuatnya merasa gelisah. Mengapa Hyoseul menangis? Apakah mungkin gadis itu sudah terlalu lelah dengan hubungan mereka sehingga membuatnya tidak ingin lagi menunggu Siwon untuk yang ke sekian kalinya? Siwon merasa takut. Tentu saja ia merasa takut. Bagaimana jika gadis itu menolaknya?

“Hyoseul-ah..?” Siwon dibuat semakin gelisah ketika Hyoseul menatapnya tanpa ada ekspresi yang berarti sementara air mata sudah membasahi pipi gadis itu.
‘Tuhan, kumohon…’ Siwon membatin. Ia benar-benar tidak ingin kehilangan Hyoseul. Mungkin Siwon akan gila jika hal itu sampai terjadi padanya. Pria itu tak melepaskan pandangannya dari Hyoseul. Kedua belah tangannya menggenggam tangan Hyoseul semakin erat -seolah meminta kepada gadis itu agar segera memberinya jawaban.

“Hmm…” Hyoseul bergumam. Jantung Siwon berdetak tak menentu. Sejenak gadis itu menatap kedua cincin mereka yang masih saling menempel. Kemudian ia kembali menatap mata Siwon.
“Ne, Oppa.” ucapnya seraya tersenyum dengan begitu manis. Seketika itu Siwon menghela napas dengan leganya saat mendengar apa yang terucap dari mulut Hyoseul. Gadis itu menerimanya. Siwon pun tersenyum. Ia hampir saja mati berdiri menantikan jawaban Hyoseul.
“Kau membuatku takut setengah mati.” kata Siwon dengan sedikit tertawa kecil.
“Aku takut kau akan menolakku.” kata Siwon lagi.

Hyoseul tertawa kecil di sela-sela air mata bahagianya.
“Mana mungkin bisa aku menolakmu. Kau pikir aku bodoh?” kata Hyoseul kemudian.
“Sepertinya akulah yang bodoh.” Siwon jadi mentertawai dirinya sendiri ketika mengingat kejadian tadi. Entah bagaimana bisa ia berpikir kalau Hyoseul akan menolaknya?
“Ne, kau memang bodoh.” kata Hyoseul juga sambil tertawa. Gadis itu telah berhenti menangis. Kini ia tengah tersenyum bahagia bersama Siwon -pria tampan yang kelak akan menjadi suaminya. Siwon menghapus sisa air mata yang membasahi kedua pipi Hyoseul dengan kedua ibu jarinya dan menatap lekat senyum manis yang terlukis di wajah gadis itu.
“Apa kau merasa bahagia?” tanya Siwon yang kini memandang kedua bola mata Hyoseul yang tampak berbinar.
“Sangat.” jawab gadis itu singkat.

Siwon mendekatkan wajahnya ke arah Hyoseul. Mata gadis itu terpejam ketika merasakan ada sesuatu menyentuh bibirnya. Dengan penuh kehangatan Siwon mencium gadis yang ia dicintai. Tak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Hyoseul selain membalas lumatan lembut Siwon yang membuat bibir keduanya saling berpagutan dengan penuh mesra. Di tengah-tengah ciuman itu, Hyoseul teringat akan ciuman pertamanya dengan Siwon. Saat mereka membintangi sebuah drama bersama, ada sebuah adegan ciuman yang harus mereka lakoni. Sebuah ciuman yang akhirnya memaksa mereka untuk menerima kenyataan bahwa telah tumbuh benih cinta diantara mereka. Dan cinta itu terlalu kuat untuk dilawan.

Rasa hangat seolah datang dan menyelimuti tubuh keduanya. Hati yang semula bergejolak karena rindu dan berbagai tekanan kini berubah tenteram. Hyoseul tak lagi merasakan beban yang pernah membelenggunya dulu karena tahu kelak Siwon tidak akan pergi dari sisinya. Sementara Siwon, ia bukanlah tipe seorang pria yang dengan mudahnya menyentuh tubuh seorang gadis. Siwon mencium Hyoseul karena cinta, bukan karena nafsu belaka. Dan matahari yang kini telah menyentuh garis horizon seperti mengisyaratkan bahwa kebersamaan yang tengah mereka nikmati itu harus segera berakhir. Satu lumatan terakhir pun menyudahi ciuman hangat itu dengan sangat lembut.

“Andai hari ini tak harus berakhir…” gumam Hyoseul sesaat setelah bibir mereka saling terpisah, namun dahi keduanya saling menempel.
“Hari ini memang harus berakhir. Tapi aku ingin kau mengingat satu hal. Suatu hari nanti, aku akan menciummu lagi di sini, di tempat ini. Di depan orang banyak, saat mereka menyaksikan pernikahan kita. Aku hanya ingin kau mengingat itu, Hyoseul-ah.” kata-kata yang diucapkan oleh Siwon seolah memberikan Hyoseul kekuatan baru untuk menghadapi apapun yang akan dilewatinya kelak.
“Aku akan selalu mengingatnya.” ujar gadis itu. Ia sama sekali tak ingin berpisah dari Siwon, namun hari berkata lain. Hyoseul benar-benar sudah harus meninggalkan tempat itu.

“Aku harus pergi, Oppa.” ujar Hyoseul ketika menyadari bahwa hari udah hampir gelap. Siwon kembali menatap wajah kekasihnya itu sejenak. Pria itu kemudian berkata…
“Pergilah.” Siwon mengecup kening Hyoseul sesaat sebelum tubuh gadis itu menjauh darinya. Cincin mereka yang semula saling menempel kini telepas dan menggantung di kalung mereka masing-masing. Hyoseul menoleh ke arah Siwon setelah berjalan beberapa langkah. Gadis itu tersenyum kepadanya. Siwon membalas senyuman Hyoseul juga dengan sebuah senyuman. Senyuman yang penuh keyakinan akan kekuatan cinta yang mereka miliki. Dan kini Siwon menyaksikan gadis yang dicintainya melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat itu. Namun hatinya merasa bahagia karena ia tahu Hyoseul pergi bukan untuk meninggalkannya. Suatu saat mereka akan kembali bersama di tempat itu untuk mengikat janji suci seperti apa yang telah dikatakan oleh Siwon tadi. Pria itu menatap jauh ke arah laut -dimana matahari telah tenggelam sepenuhnya. Ia tersenyum bahagia. Di hari ulang tahunnya, Siwon mendapatkan hadiah yang selama ini ia inginkan. Yakni, cinta sejatinya.
“Terima kasih, Tuhan…”

 

***

 

“And if you have a minute why don’t we go
Talk about it somewhere only we know?
This can be the end of everything
So why don’t we go somewhere only we know?”

 

 

 

~THE END~

4 responses to “fanfiction | SOMEWHERE ONLY WE KNOW (2 of 2-end)

  1. Aahh, unniiiiii…….!!!! Knp cuma tunangan & ciuman ajaaahhhh???? >__< /unni ngerti mksdq kn?/ aduuuhh, otak yadongq kumat -__-v/ setlah itu, baru siwon ngajakin tunangan & berjanji ngga akan meninggalkan hyoseul lg.

    Ayolah, unn, bikin seulwon versi nc. Apalg di ramalan yg unni post, seulwon bakalan sulit puny anak, mesti byak praktek tuh, hahahe. Klo unni ga bikinin, nanti aq sendiri nih yg bikin /xexexe just kidding, unn/

    Suka

Tinggalkan komentar